Arsip Kategori: Kiat-kiat

Sekilas info: Update di SLiMS Cendana [Januari 2016]

github slims senayan update

Kabar datang dari Senayan Developer Community (SDC) di awal tahun 2016 ini. Para pemegang kendali terhadap pengembangan perangkat lunak manajemen perpustakaan SLiMS (Senayan Library Management System) ini memberitahukan bahwa ada pembaruan (update) pada SLiMS versi 7 (Cendana). Kabar ini ditujukan untuk semua pengguna SLiMS Cendana untuk meng-update SLiMS Cendana yang mereka pakai dengan source dari https://github.com/slims/slims7_cendana

Ada satu perbaikan dari kelemahan sistem (bugs) pada update tersebut. Bugs yang diperbaiki yaitu penulisan log sistem. Jadi, untuk para pengguna SLiMS Cendana yang memerlukan perbaikan bugs pada pebulisan log sistem, silahkan mengunjungi source tersebut dan melakukan update pada server SLiMS Cendana masing-masing. Kolordwijo

Sumber: Informasi dari Bang Hendro Wicaksono

Cara memperbesar kapasitas upload lampiran SLiMS

Okay, kali ini kita akan membicarakan soal urusan besar-memperbesarkan…

Biasanya kalau urusan besar-memperbesar kita langsung teringat pada sosok Mak Erot yang fenomenal itu… Sayang sekali Mak Erot telah tiada sehingga saya merasa kewalahan ketika harus memperbesar ukuran… eeh ini sepertinya salah fokus… hadeuh… maaf broh..

Disini saya mau sharing sedikit pengalaman saat harus mengunggah/upload file lampiran/attachment dengan menggunakan aplikasi perpustakaan SLiMS Meranti. Secara umum, sewaktu mengunggah file-file berukuran kecil-sedang kegiatan ini akan lancar jaya. Akan tetapi, sewaktu harus mengunggah file lampiran berukuran besar sering sekali gagal. Hal ini disebabkan karena kapasitas upload lampiran aplikasi SLiMS Meranti yang terbatas pada 71680 KB.

upload sebelum diperbesar
upload sebelum diperbesar
proses upload gagal
proses upload gagal

Ukuran yg kurang besar ini membuat saya susah mendapatkan pasangan… #IkiOpooooo….. Maksudnya ukuran yang terbatas pada 71680 KB ini membuat file lampiran yang memiliki ukuran lebih besar dari 71680 KB akan gagal ter-upload. Solusinya, kita harus memperbesar kapasitas upload lampiran SLiMS Meranti ini. Tentu caranya bukan dengan datang ke Mak Erot karena ini urusannya berbeda. Berikut ini solusinya:

1. Kita dapat mengubah kapasitas upload lampiran dengan cara mengedit file php.ini. Dimana letak file ini? File ini tidak berada dalam master senayan. Letak file ini bergantung pada jenis Operating System dan cara anda menginstall Apache, Php dan Mysql. Contohnya, menginstall AMP di Ubuntu dengan menggunakan paket, maka letak php.ini ada di /etc/php5/apache2/php.ini. Lalu bagaimana dengan pengguna XAMPP pada windows? Ada dimana letak php.ini nya?

Pertama-tama kita harus cek terlebih dahulu dengan cara melihat informasi dari fungsi phpinfo() dan melihat isi dari entri Loaded Configuration File. Caranya dengan:

mencari php.ini
mencari php.ini
  • Copy alamat php.ini lalu paste di My Computer
membuka php.ini
membuka php.ini

2. Setelah kita berhasil menemukan dan membuka file php.ini barulah kita meng-edit file php.ini sebagai berikut:

  • cari baris: upload_max_filesize = 8M –> ganti angka sesuai keinginan Anda.
upload_max_filesize
upload_max_filesize
  • cari baris: post_max_size = 8M –> ganti sesuai keinginan Anda
post_max_size
post_max_size

*batas angka ukuran maksimal file yang dapat di-upload dan ditampilkan adalah sebesar RAM komputer Anda.

3. Kemudian save hasil edit php.ini, kemudian jangan lupa untuk restart apache

Sekarang silahkan dicoba untuk meng-upload. Biasanya keterangan angka/ukuran maksimum pada field “File to Attach” yang tadinya maximum 71680 KB akan berubah sesuai dengan ukuran maksimal file yang kita ubah di php.ini

success
success
berhasil yaak
berhasil yaak

Akhirnya, kapasitas upload file lampiran yang dahulu kecil kini sudah menjadi lebih besar dan saya menjadi percaya diri kembali. Terima kasih Tong peng….

NB: Apabila file yang ter-upload gagal ditampilkan pada halaman OPAC maka,

Syarat untuk bisa menampilkan berkas pdf di OPAC:
a. Berkas tidak terporteksi untuk dibuka atau untuk disalin teksnya. Jika diunduh dari ebook di internet, pastikan berkas ini tidak dilengkapi dengan password
b. PDF akan diubah menjadi format SWF dengan eksekusi berkas pdf2swf. Pastikan file tersebut di folder lib/swftools/bin memiliki hak untuk eksekusi agar bisa dijalankan
c. Ukuran berkas tidak melebihi kapasitas maksimal berkas yang bisa diunggah (yang ini harusnya sudah beres yaa..)
d. Folder “repository” dan “files” diberikan akses yang memadai untuk menyimpan file pdf dan swf hasil konversi

By: Kolordwijo

^_^

Bacaan rujukan:

Nengwuri. 2012. “Menambah kapasitas upload lampiran”. http://slims.web.id/forum/viewtopic.php?f=22&t=187&p=726&hilit=kapasitas+upload#p726. Diakses pada 27 Agustus 2013

PHP Blogger. 2008. “php.ini di XAMPP 1.6.2”. http://pintar-php.blogspot.com/2008/05/phpini-di-xampp-162.html. Diakses pada 27 Agustus 2013

SLiMS Developer Community. 200?. “Frequently Asked Questions”. http://slims.web.id/web/. Diakses pada 27 Agustus 2013

Belajar DDC dengan Game Online Perpustakaan, Seru!! #2

Hai Sob!!

Apa kalian suka bermain video game atau online game?

Bermain video game bukan hanya monopoli anak-anak dan remaja saja lho. Orang dewasa juga sangat suka bermain game. Buktinya, banyak anggota dewan yang terhormat bermain video game saat rapat/sidang, ya nggak?

Perkembangan video game dan online game semakin marak setelah bermunculan banyak jenis gadget pada zaman sekarang ini. Baru-baru ini, Angry Bird dan Zombie vs Plant merupakan video game yang sedang nge-trend. Bahkan banyak orang yang membeli gadget-gadget canggih yang ternyata mayoritas penggunaannya hanya untuk bermain game dan mendengarkan musik.

Sebuah video game yang baik bukan hanya sekedar memberikan kesenangan atau hiburan saja tetapi harus juga memberikan edukasi di dalam permainannya. Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai game “Order in the Library” dalam artikel Belajar DDC dengan Game Online Perpustakaan, Seru!! kini kita akan membahas game “Doin’ Dewey With Mr. B”. Mr. B sendiri merupakan inisial dari Mr. Breitsprecher. Game ini dapat kita temukan di http://breitlinks.com/deweychallenge/.

doin dewey game

 

 

Yang menarik dalam halaman awal game ini, kita bukan saja diberikan sedikit penjelasan mengenai permainannya tetapi juga diberikan informasi mengenai pengorganisasian informasi di perpustakaan. Kita perlu mengorganisasi informasi agar mudah ditemukan saat kita membutuhkannya. Salah satu caranya adalah dengan mengklasifikasikannya berdasarkan DDC. Informasi lainnya adalah mengenai profil Melvil Dewey dan penjelasan ringan 10 kelas umum dalam DDC.

doin dewey2

Game ini menjadikan kegiatan pemberian nomor kelas berdasarkan Dewey Decimal Classification (DDC) sebagai sebuah tantangan. Pemain akan diberikan sebuah buku dengan 3 pilihan jawaban. Tugas pemain adalah memberikan nomer kelas DDC yang tepat dari 3 pilihan jawaban yag diberikan. Judul buku dan deskripsinya dapat menjadi clue utama untuk menyelesaikan permainan ini, selain itu diberikan juga nama pengarang dan cover buku yang dijadikan soal. Pemain harus menyelesaikan 25 pertanyaan dengan benar untuk memenangkan permainan ini. So, Are you ready to be a master Dewey Decimal?

doin dewey3

 

Sumber Referensi:

Breitsprecher, William P. (-). Mr. Breitsprecher’s Dewey Challenge. Sebuah online game yang dapat diakses di http://breitlinks.com/deweychallenge/. Breitlinks: Washington

Breitsprecher, William P. (2007). “Doin’ Dewey: How would you organize a library?“,  Breitlinks: washington. dapat diakses di http://www.slideshare.net/bogeybear/doing-dewey-getting-started

Belajar DDC dengan Game Online Perpustakaan, Seru!!

Game ini bernama “Order in the Library” pertama kali saya lihat game ini di Blog http://www.nitrostreets.blogspot.com milik kawan saya Andika dari Univ Yarsi.
Game ini sangat menarik Mas Bro, kita bisa bermain sambil belajar sorting, shelving. reordering. Secara gak langsung kita juga belajar memahami struktur Dewey Decimal Classification (DDC) yang biasa digunakan untuk pengklasifikasian dalam perpustakaan.
Permainan ini sangat sederhana dengan menggunakan call number sebagai permasalahannya (DDC untuk textbook dan alfabet untuk novel/fiksi). Kita cukup mengklik dan geser (Click and drag) buku ke posisi yang tepat di dalam rak.  It’s absolutely fabulous game for me.
Selain bisa untuk mengedukasi pemustaka, alat ini biasanya saya pakai untuk mengedukasi anak magang di perpustakaan. Mereka pasti semangat karena tugas pertama mereka internship adalah main game sampe tamat dan paham. Sambil beberapa kali diberi tugas “beneran” untuk shelving dan mencarikan buku untuk pemustaka (sambil diawasi hasilnya). Sejauh ini berjalan lancar, siswa magang yang notabene merupakan digital native terlihat lancar tanpa harus dikuliahin. Lha wong masih SMA /SMK masa mau dikuliahin Ilmu Perpustakaan.
Bagaimana status game ini, Apakah bebas digunakan secara gratis atau game berbayar? Sebelumnya sudah pernah googling untuk cari info mengenai game ini agar tidak terbentur copyright. Sepertinya statusnya gratis dan akan fine-fine aja. But if this game not a freeware, please notice me.
Silahkan mainkan game di

Game Order In The Library

Game ini merupakan kreasi Team Vapor Ware
Bryan Lee
Mark Liu
Rick Martin
Will Natale
Ryan Westenhover
CEO: Vicki Almstrum
VP: Glenn Evans
Mentors: Gary Cobb, Quoc Tran
Previous Teams:
Team Masters of the Universe: Richard Crippen, Mike Foster, Kevin Hong, Charles Johnson, Widy Kencono, Dossym Nurmukhanov
Team Querty: Edgar Ho, Shalid Malik, Vu Nguyen, Mark Rogoyski, George Winn
Team PentabiT Software: Kunal Chawla, Steven Fuller, Ashvatth Lakshmanan, Wense Naywoar, Aakash Parekh

Bibliografi:
http://nitrostreets.blogspot.com/2012/10/game-perpustakaan_7.html

http://web.archive.org/web/20070127034103/http://www.cs.utexas.edu/users/s2s/utopia/library4/src/library4.swf
http://www.proteacher.net/discussions/showthread.php?t=397307

http://monarchlibrary.wikispaces.com/file/view/library4.swf

http://tulrich.com/textweb.pl?path=geekstuff/gameswf.txt

Perpustakaan Anda sepi? Ingin Ramai? Ya DIBAKAR Saja..

Perpustakaan yang sekarang Saya kelola ini belum banyak pengunjungnya…. Bagaimana cara / program apa yg bisa menarik banyak pengunjung?
Mohon saranya terimakasih – Diambil dari sebuah forum
———————————————————————–
Sebuah Cangkeman (Dialog Ngawur) antara admin dan Kolordwijo:

Jadi Perpustakaan Anda tidak ada Pemustaka/Pengguna Perpustakaannya?
Kolordwijo “Rasain…”
Setiap hari Sepi? Angker?
Kolordwijo “Hiii…. Serem… ada sodako duduk dimeja bertuliskan PUSTAKAWAN”
Mau Perpustakaan Anda ramai?
Kolordwijo “Piye carane Mas Bro?”

Tips Murah meriahnya: Ya Dibakar Saja biar banyak yang mengunjungi. langsung deh rame, ada blamwir, ada pengunjung yg mau wisata musibah, ada media yang ngeliput. wis pokoke rame. makin besar apinya makin ramai…

Kolordwijo “GILA LO NDRO? KEBAKARAN ITU MAH…”
Ya terkadang kita harus melakukan hal gila untuk dapat hasil yang maksimal. Eits tapi jangan salah sangka dlu Jo, “Dibakar” yang saya maksud yaitu dengan menggunakan terminologi “Kebakaran”.
Kolordwijo “Sotoy mode on ente Mas Bro, apa pulak itu terminologi. awak taunya terminal Pulo Gadung cok”
Kebakaran menjadi hal yang menarik buat masyarakat. Setiap ada kebakaran pasti jadi rame. Salah satu hal yang membuat ramai karena “kebakaran itu jarang terjadi”. Ini momen UNIK Jo. Karena Keunikan inilah, banyak masyarakat justru malah “wisata musibah”.
Kolordwijo “Iya ya, cuma dikampung ane aja yang ada wisata musibah. Musibah kok ditontonin bukannya ditolongin. Asus tenan… (merek laptop)”
Jadi kalau mau perpustakaannya Ramai harus ada Keunikan yang dimiliki perpustakaan tersebut. Misalnya apa coba Jo?
Kolordwijo menjawab “pustakawannya unik kaya sinetron cecep yang diperankan anjasmara dulu pak guru *pake gaya unyu anak sekolahan..
Hush ngawur koe Jo, itu sih cacad namanya.
Kolordwijo “yaa terkadang cacad dan unik itu bias Mas Bro. Kalo orangnya jelek dibilang cacad, kalo cakep dibilang unik. Sama kayak kalo pendiem+ganteng dibilang Cool, kalo pendiem+jelek dibilang Kuper. Bias kan?”
Jangan curhat deh Jo…..
Misalnya: Koleksi Indigeneous/Gray Literature
Kolordwijo “Gay Literature? *mimisan”
Gray pacul…. Gray bukan Gay…. Maho Semprul
Kolordwijo “Owh… Gray Literature itu apa?”
Ah ente kelamaan menghuni Jurusan Ilmu Perpustakaan cuma ngeliatin dosen-dosen dan mahasiswi cantik aja sih Jo… Kurang lebihnya Gray Literature itu koleksi-koleksi yang yang tidak diterbitkan dan cuma kita yang punya, contohnya …
Kolordwijo “Koleksi foto alay dan foto bugil ane… Plus Tanda tangan, siapa mau?”
Hueeek…… Contohnya Koleksi Skripsi/Tugas Akhir di Universitas, Koleksi Naskah Kuno di Perpusda, dll.
Kolordwijo “Owh…. Jadi kalo ilang/rusak gak bisa/susah gantinya dong, kayak arsip aja ya…”
Tumben Bener, kurang lebih gitu deh. Ni sumber-sumber lainnya:
Gray literature merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut jenis-jenis koleksi yang tidak diterbitkan secara umum atau koleksi yang sangat mungkin tidak bisa kita temukan di toko-toko buku.– Aziz, Abdul Wahid

Gray Literature merupakan literatur penting tetapi tidak dipublikasikan scr resmi (semi publikasi) dan tidak dikomersilkan, shg dokumen ini sukar didapatkan secara bebas (prosiding seminar, laporan penelitian, skripsi, disertasi, theses, naskah kerjasama, makalah pertemuan, brosur/leaflet) – Nurjanah, Yuni

Kalau punya Gray literatur, kita punya nilai Plus untuk bisa menjalin kerjasama/ membentuk Jaringan Perpustakaan.
Kolordwijo “Ho’oh, kalau perpustakaanku duwe koleksi porno paling lengkap pasti akeh pustakawan sing podo gelem kerjasama”
Pustakawan mesum koe Jo…. Pokoke harus punya keunikan. Ayo coba cari dimana keunikan perpustakaan kamu?

Kolordwijo “Lha terus Blamwir karo Media Massa sing ngeliput itu apa hubungannya Mas Bro?”
Blamwir itu kan meriah. Kalo dijalan berisik ngiung…ngiung…ngiung… gitu tho Jo? Jadi kita tu harus bikin perpustakaan semeriah mungkin.
Kolordwijo “Pake lampu disko Mas Bro. eeee… Bumi Gonjang-Ganjing, Langit Kelap-Kelip, Musik Jedag-Jedug. Ajeb.. Ajeb… Ajeb.. Ajeb….”
-_-” Ya Nggak Perlu Jo. Bisa pake Warna cat yang meriah. Kayak MBRC-UI tempat aku partime dulu waktu masih kuliah.
Kolordwijo “Waktu jadi anak buahe Pak Purwono sing Jago Penelusuran Informasi kui?”
Ho’oh… Perpustakaan MBRC-UI warnanya meriah. Merah, Oranye, Kuning… Wah pokoknya bikin semangat pemustakanya.
Kolordwijo “Kok jadi kayak TK ya…”
Kolordwijo “Lha Media Massa sing ngeliput kae kanggo opo?”
Media Massa itu kita ibaratkan promosi Jo. Jadi harus Sounding. Biar orang-orang pada tahu ada apa aja di perpustakaan kita. Tidak perlu mahal-mahal masuk tv yang penting promosinya konsisten. Bisa lewat sosial media (FaceBook, Twitter, dll.), Email, Brosur, Poster, Pameran, Dll.
Kolordwijo “Pasang Spanduk gede saingan sama PEMILU PILKADAL JAGO GOMBAL wae..”
Kolordwijo “Jangan Pilih saya, Karena saya Pustakawan bukan calon Gubernur. Hehehehe… ”
Kolordwijo “kalo gitu Mas Bro, sekalian aja perpustakaannya iklanin di tv, kasih fasilitas kolem renang, mini theater, koleksi braile, SPA, Lapangan futsal, Kegiatan dongeng anak, WiMax, cafe, fitness center, bagi-bagi sembako gratis, jadi tempat resepsi, sunatan masal, dll”
Bisa aja. Emang ada budget-nya?
Kolordwijo “Ora ene budget Mas Bro, wong perpustakaane kere, piye?”
Ya sebelum “membakar” perpustakaan kita harus punya rencana dulu Jo.
Dilihat kondisi perpustakaannya (visi, misi, koleksi, dana, dll.). Lalu kira-kira perpustakaannya mau dijadikan seperti apa? memposisikan diri sebagai perpustakaan yang seperti apa?
Kolordwijo “Positioning gitu ya Mas Bro?”
Kolordwijo “Lho kok penjelasan Mas Bro mirip teori PDB ya? Positioning, Differentiation, Branding”

Lha emang saya comot dari teori itu kok Jo:
Sebelum “membakar” perpustakaan bikin rencana biar tidak salah bakar = Positioning
Mencari keunikan perpustakaan = Differentiation
Blamwir + Media Massa = Branding

Kolordwijo “Wah kenapa ora njelasin PDB sekalian aja Mas Bro?”
Wah, Kalau itu pembaca-pembaca disini sudah lebih pinter Jo..
Kolordwijo “Wah Mas Bro ini pasti perpustakaannya ramai banget ya..”
Enggak juga Jo. Lha wong belum praktek, Baru Teori..
Kolordwijo “Asem sampean Mas Bro, NATO!!!” “No Action Talk Only”
#Jleb……..
*Admin ngorek-korek tanah

Refrensi Cangkeman:
Aziz, Abdul Wahid. what is the meaning of gray literature?. http://celotehaziz.blogdetik.com/tag/gray-literature/
Nurjanah, Yuni. Dokumen Nontekstual, Tekstual, Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi. http://yuni-nurjanah.blog.undip.ac.id/files/2010/08/Dokumen-Nontekstual-Tekstual-Gray-Literature-dan-Pengawasan-Bibliografi.pdf
(Pak Rambat). Bahan Mata Kuliah Kewirausahaan FE-UI. Tidak diterbitkan. UI: 2009

Sekilas Info Tentang Ebook

<a href="https://www.freepik.com/free-photo/tablet-brunette-worker-office-electronic_1092721.htm">Designed by Freepik</a>
Designed by Freepik

Definisi ebook

Electronic book (ebook) atau disebut buku elektronik dalam bahasa Indonesia adalah bentuk digital dari buku biasa (tercetak) yang membutuhkan personal computers, mobile phones, atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader atau ebook devices(wikipedia). Ebook adalah representasi elektronik dari sebuah buku yang biasanya diterbitkan dalam bentuk tercetak namun kali ini berbentuk digital(Lee, 2004:50). Berdasarkan definisi ini dapat kita simpulkan bahwa ebook memiliki dua sifat penting, yaitu: pertama, ebook berbentuk digital. Kedua, ebook membutuhkan alat baca khusus.

Sejarah ebook

Pada awalnya ebook digunakan terbatas pada subjek dan pengguna tertentu saja. Cakupan subjek yang dibahas pada waktu itu antara lain teknik manual untuk hardware, teknik manufaktur, dan subjek lainnya. Sejumlah format ebook bermunculan, beberapa diantaranya didukung oleh perusahaan software besar seperti Adobe’s PDF format dan yang lainnya didukung oleh programer-programer independen dan open source. Biasanya, setiap ebook reader memiliki format yang berbeda-beda pula, kebanyakan dari ebook reader mengkhususkan satu format tertentu saja sesuai pangsa pasarnya. Pada waktu itu, para produsen ebook mengalami masalah mengenai standar yang dipakai dalam pengemasan dan pemasaran ebook sehingga ebook tumbuh di dalam “pasar bawah tanah”. Banyak penerbit ebook yang mulai memasarkan produknya menggunakan public domain. Pada waktu yang bersamaan, para penulis yang karyanya ditolak oleh penerbit menawarkan karyanya secara online sehingga karyanya dikenal oleh orang lain. Katalog buku-buku yang tidak resmi mulai bermunculan di website dan situs-situs yang menyediakan ebook mulai menyebarluaskan informasi mengenai ebook kepada masyarakat.

Pada tahun 2008, model baru untuk pemasaran ebook mulai berkembang dan perangkat keras untuk membaca ebook mulai diproduksi. Peran internet sangat besar dalam perkembangan dan pendistribusian ebook. Sekarang kita tidak harus menggunakan ebook reader untuk membaca ebook. Kita juga bisa membaca ebook dengan personal computer dan bahkan dengan mobile phone. Hanya ada dua ebook reader yang mendominasi pasar, yaitu Amazon’s Kindle dan Sony’s PRS-500. Di Jepang, pasar ebook mengalami pertumbuhan yang baik selama tahun 2000 dan menembus angka 10 miliyar yen. Namun tidak semua penulis mendukung konsep ebook, contohnya JK Rowling yang menyatakan tidak akan mengeluarkan versi elektronik untuk karya-karyanya. Para ahli dari Plastic Logic, sebuah perusahaan teknologi layar yang berbasis di Cambridge, Inggris, melaporkan sebuah teknik yang memungkinkan pencetakan transistor polimer menjadi sebuah permukaan plastik yang fleksibel. Teknik ini memungkinkan layar menjadi lentur, sehingga memberikan ebook tambahan daya tahan.

Keuntungan

1. Teks dapat dicari secara otomatis dan dirujuk silang menggunakan hyperlink.

2. Sebuah ebook reader dapat berisi beberapa buku sehingga mudah dibawa kemana saja (lebih ringan dan kecil) dibandingkan buku-buku yang sama dalam format tercetak. Ratusan atau bahkan ribuan buku dapat disimpan pada perangkat yang sama.

3. Ebook memungkinkan penyorotan dan penjelasan nonpermanent.

4. Ukuran font dan font dapat disesuaikan.

5. Ebook memungkinkan gambar animasi dan klip multimedia terpasang di dalamnya.

6. Memungkinkan penggunaan warna yang lebih banyak dibandingkan warna dalam format tercetak.

7. Perangkat ebook memungkinkan ebook dibaca dalam keadaan sedikit cahaya atau bahkan gelap total dengan menggunakan back light.

8. Sebuah ebook secara otomatis dapat terbuka di halaman terakhir yang dibaca.

9. Lebih murah

10. Perangkat lunak Teks-untuk-bicara dapat digunakan untuk melakukan konversi ebook ke buku-buku audio secara otomatis.

11. Pemasok ebook tidak membutuhkan ruangan yang besar dan tidak ada batasan pencetakan buku.

12. Lebih mudah bagi penulis untuk menerbitkan sendiri ebook.

13. Ebook dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan versi buku yang tercetak (printbook).

14. Ebook tidak membutuhkan kertas, tinta, dan sumber daya lain yang digunakan untuk menghasilkan buku-buku yang dicetak. Itu artinya kita dapat mengurangi penebangan hutan untuk produksi kertas.

Kerugian

1. Sebagian kecil buku lebih mudah dibawa dibandingkan ebook

2. Ebook reader lebih mudah rusak apabila terjatuh dibandingkan dengan buku biasa.

3. Ebook membutuhkan perangkat khusus (hardware dan software) untuk membacanya.

4. Ebook reader membutuhkan tenaga listrik,. Jika menggunakan mobile phone, baterainya akan cepat habis.

5. Ebook tidak dapat digunakan apabila terjadi kerusakan pada perangkatnya (hardware atau software)

6. Melihat layar untuk waktu yang lama dapat menyebabkan mata kejang dan kadang-kadang sakit kepala.

7. Ebook reader lebih mungkin untuk dicuri dari pada kertas buku.

8. Sebagian besar penerbit tidak memproduksi ebook mereka setara dengan buku yang dicetak (print book). Dalam kasus lain, ebook diberikan prioritas yang lebih rendah dari segi sumber daya penerbitan, sehingga dalam sebuah disparitas mutu produk, tanggal rilis dan sebagainya. Masalah ini tidak endemik untuk setiap penerbit, namun memiliki efek pada kualitas keseluruhan ketersediaan barang dagangan.

9. Ebook dapat dengan mudah di-hack melalui penggunaan perangkat keras atau perangkat lunak modifikasi dan disebarkan secara luas di Internet dan / atau ebook reader, tanpa persetujuan dari penulis atau penerbit.

10. Jika perangkat ebook atau ebook reder dicuri, hilang, rusak atau diperbaiki, semua ebook yang tersimpan pada perangkat bisa hilang. Hal ini dapat dihindari dengan backup baik pada perangkat lain atau penyedia ebook.

11. Hilangnya tactility dan estetika jilid-buku. Juga hilangnya kemampuan untuk dengan cepat melalui riffle halaman untuk mencari bagian tertentu.

12. Resolusi layar perangkat pembaca (ebook readers/ebook devices) mungkin akan lebih rendah daripada kertas yang sebenarnya, sehingga sulit untuk membaca ebook.

13. Dari perspektif pembaca, kepemilikan konvensional, peraturan penggunaan, dan akses ke konten buku cacat dan dibatasi oleh Manajemen Hak Digital.

14. Pemilik harus membeli model yang berbeda untuk setiap format file ebuku.

Kerugian terbesar dari sebuah ebook adalah pembajakan. Banyak software yang berbayar (proprietary software) diklaim aman dari pembajakan tetapi kenyataannya banyak bajakannya yang beredar di “pasar bawah tanah”. Hal yang sama dapat terjadi pada ebook. Buku konvensional atau yang tercetak (print book) lebih sulit untuk dibajak.

Reference: http://en.wikipedia.org/wiki/E-book

Desain Rak Buku Keren

Desain rak buku sekarang ini sudah semakin canggih, tidak lagi berbentuk kotak-kotak dan kuno. Saya sendiri baru tahu hal ini dari MILIS referensi_maya. Sekarang rak buku dapat juga dijadikan sebagai perabot rumah tangga yang sangat menarik. Desain yang menarik ini, dapat juga diaplikasikan dalam sebuah perpustakaan karena rak buku merupakan komponen penting dalam sebuah perpustakaan. Silahkan ikuti link berikut untuk melihat gambar desain rak bukunya:

http://linggayoni44.blogspot.com/2008/07/desain-rak-buku-yang-kreatif.html

Semoga bermanfaat.

Pengurusan ISBN di Perpustakaan Nasional

Anda ingin mengurus ISBN di Perpustakaan Nasional tapi tidak tahu prosedurnya?Berikut ini adalah pengalaman orang-orang yang sudah pernah mengurus ISBN di Perpustakaan Nasional yang saya dapat dari MILIS referensi_maya.

Berdasarkan pengalaman Hutauruk, Rosinta sebagai berikut:

a.a letter of request for an ISBN to the National ISBN Agency of Indonesia

b.a copy of cover title and the inside of cover title pages

c.a copy of the list of content page

d.a copy of foreword page

Badan Nasional ISBN Indonesia ( National ISBN Agency , Indonesia ):

Tim ISBN/KDT
Gedung Deputi I Blok A Lantai 2
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Jl. Salemba Raya 28A Jakarta Pusat 10430
Telp. 021-92920979, 021-68293700 (Direct)
Fax. 021-3927919, 021-70902017
Email : isbn@pnri.go. id, pusnaskadete@ yahoo.com

dan berdasarkan pengalaman ulum zulvaton sebagai berikut:

“saya sudah sering bikin ISBN .

datang aja langsung ke perpusnas. gada 1 jam jadi.

bawa dummy terbitan:
Sampul
Susunan Redaksinya

pake surat pengantar dai instansi.

good luck”

Wah ternyata tidak sulit ya!? Semoga bermanfaat ya………..

Mau lebih jelasnya dan updatenta silahkan Klik disini: ISBN Persyaratan baru

Panduan Pustaka (Library Pathfinder)

Dalam dunia ilmu perpustakaan dan informasi terdapat istilah panduan pustaka atau library pathfinder. Biasanya perpustakaan menyediakan layanan ini sebagai layanan khusus untuk  pemustaka (users). Apa sebenarnya panduan pustaka (library pathfinder) itu? Beberapa definisi panduan pustaka (library pathfinder) dapat kita temukan dari berbagai sumber, antara lain:

– “A library pathfinder is a checklist of references to those basic sources representing the variety of forms in which information on a specific topic can be found” (Canfield, 1972:287).

– “A Pathfinder is a guide to the literature and resources in a particular subject area. It is a subject-oriented research guide designed to encourage researchers a self-directed use of the library” (www.dlsu.edu).

“A subject bibliography designed to lead the user through the process of researching a specific topic, or any topic in a given field or discipline, usually in a systematic, step-by-step way, making use of the best finding tools the library has to offer. Pathfinders may be printed or available online. See also: topical guide” (www.lu.com/odlis/)

– “Pathfinder merupakan sebuah panduan pustaka yang berfungsi membantu penelusur tentang dokumen terkait. Banyak pengertian tentang pathfinder yaitu :
path•find•er (pthfndr, päth-) (freedictionary.com)
1. One that discovers a new course or way, especially through or into unexplored regions.
2. One of a group of paratroopers who land ahead of a main force in order to mark the drop zone.
Namun lebih dikenal dengan sebutan panduan pustaka, karena fungsinya yang sebagai sebuah panduan awal penelitian di perpustakaan. Pathfinder dibuat untuk memandu peneliti, pelajar, dll dalam pencarian suatu material subyek/hal tertentu” (http://www.geocities.com/sang_pabru/po-orchids/0-Home.html).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa panduan pustaka berfungsi sebagai panduan awal, alat bantu yang memungkinkan pemustaka (users) melakukan penelusuran secara mandiri, memberikan informasi bagaimana menelusur mengenai sebuah subjek di sebuah perpustakaan, digunakan oleh pemustaka yang masih awam atau bahkan baru pertamakali berkunjung ke perpustakaan itu, dokumen yang tercantum dalam pathfinder merupakan dokumen-dokumen yang berisi informasi dasar mengenai sebuah subjek atau tidak secara mendalam.

Berikut ini merupakan daftar pathfinder online yang tersebar di dunia maya, antara lain:

  1. Internet Public Library [IPL pathfinder]
  2. De La Salle University Library [DLSU Pathfinder]
  3. UCB Library [UCB Library Pathfinder]
  4. Pathfinder for women history [ALIC pathfinder]

Jika Anda berniat membuat pathfinder sendiri, silahkan ikuti beberapa panduan berikut ini:

  1. Pathfinder for constructing pathfinder [Pathfinder construction]
  2. Template for creating pathfinder [Template pathfinder]

 

Referensi